Jak Japan Matsuri 2010, Serasa Mati Suri
- October 5, 2010
- / Category Jelajah Kota
- / Posted By ellie
- / 2 Comments.
“Kayaknya kita mulai dijajah lagi deh sama bangsa ini. Coba bayangin aja, mau becek-becekan dan ujan-ujanan kayak gini aja musti bayar tiket masuk 20rebu. Hadeeeuuuhhhh… kuciwa sungguh kuciwa saya sebagai pengunjung setia sejak tahun lalu”
Mungkin itu hanyalah salah satu ungkapan kekecewaan dari pengunjung Jak Japan Matsuri 2010 yang terlaksana (entah bisa dibilang terlaksana atau nggak ya?) pada Minggu, 3 Oktober 2010 di Lapangan Monas, Jakarta. Saya salah satu dari sekian banyak pengunjung yang sangat kecewa. Bagaimana tidak, meski saya tahu hari itu Jakarta tidak bersahabat dengan cuaca, hujan dari siang, tapi saya keukeuh dating berharap keceriaan Jak Japan Matsuri 2009 bisa terulang. Tapi apa daya, ceria tak didapat, justru kecewa yang merapat.
Saya dan teman touchdown tkp di sore hari, saat hujan sudah berhenti (yang ternyata masih bersambung hujannya). Loket pembelian tiket dan gerbang masuknya ngantri. Belum 5 menit ada di dalam area dan belum mengitari setengah dari areanya, hujan kembali turun. Wooosh! Semua orang spontan berlarian cari tempat berlindung. Damn! Penuh sesak! Dinginnya hujan memang mampu menghangatkan dan mengakrabkan kita semua. Cuih! Oke, sepertinya hujannya awet muda nih. Pihak panitia mulai membagikan kantong plastic transparan yang maksudnya bisa dijadikan jas hujan. Okay, everybody’s wearing it! And dancing in the rain. Nightmare for all photographers. I couldn’t even get photos of Jak Japan Matsuri 2010 from Uncle Google
Saya dan teman-teman pun menyerah dalam kepasrahan basah-basahan. Hajar cuy! Waktu berlalu dan terus berlalu. Krik krik! Krik krik! Kok dari tadi kita Cuma sibuk sendiri-sendiri yah? Ngantri makanan dan minuman. Bahkan para costplay pun tak terlihat sebanyak seharusnya. Ada beberapa costplay terlihat, dan muncul pertanyaan karena ada kesamaan dari costum-costum yang mereka bawakan. Yaitu tambahan aksesoris berupa PAYUNG! Sesangar apapun karakter mereka, tetep lho bo bawa payung. Beberapa karakter costplay juga jadi terlihat dekil and the kumel. Dilihat dari atas sampai perut, masih okelah. Begitu dilihat dari perut ke bawah, lho kok?? Abis macul dari sawah mas? Dijawablah: maklum, kan disini becyek, ga ada ojyek!
Dan saat waktu memasuki pukul 18.30 WIB, saat kami memutuskan untuk menyudahi saja derita ini, tiba-tiba muncullah kembang api, yang kita tau memang sebagai tanda acara ini sudah selesai. What??? Is that all? Are you serious? Okay, we came from distances, we bought your ticket, and then… that’s it? No Jakaruto Ondo. No Taiko. No Omikoshi. No Bon Odori. Even no Foke.
Just that! The End!
Categories
Archives
- June 2015
- May 2015
- April 2015
- March 2015
- February 2015
- December 2014
- September 2014
- July 2014
- June 2014
- May 2014
- April 2014
- March 2014
- February 2014
- January 2014
- December 2013
- November 2013
- October 2013
- September 2013
- August 2013
- July 2013
- May 2013
- April 2013
- February 2013
- January 2013
- December 2012
- November 2012
- October 2012
- June 2012
- March 2012
- January 2012
- September 2011
- July 2011
- May 2011
- January 2011
- November 2010
- October 2010
- January 2010
- June 2009
Oh sedih saya. Kasihan sekali para cosplay maker itu… Jadi ingat keriaan cosplay di Festival Little Tokyo dulu. I bet they were as disappointed as you that night. Secara mereka sudah susah payah membuat kostum itu huhuhuhuuuu
Barbuk alias barang bukti baru ter-post menyusul tuh. kira-kira seperti itulah sikon di tkp nya.